Menemukan Sarang Geisha Hingga Berburu Kimono Bekas dan Murah di Kyoto
- Phu
- Apr 30, 2015
- 5 min read
Kota kecil nan cantik ini memang ga boleh terlewatkan dari itinerary selama nge-trip ke Jepang. Apalagi buat first time traveler in Kyoto. Dan jujur saya nyesel banget cuma bikin itinerary untuk mengeksplor tempat ini dalam 2 hari saja. Karena banyak banget tempat yang mau dikunjungi tapi jaraknya saling berjauhan. Sebagian besar spot wisata disini adalah kuil yang punya pemandangan cantik ataupun spot instagramable, dan jam bukanya terbatas hanya sampai pukul 17:00. So that means: semakin sedikit kesempatan untuk mengeksplor Kyoto. Berikut itinerary saya selama 2 hari full di Kyoto, siapa tau bermanfaat buat yang tengah mempersiapkan perjalanannya ke Jepang dalam waktu dekat,
How to reach Kyoto from Osaka?
Jarak kota ini ga terlalu jauh dari Osaka. Kamu bisa berangkat naik Shinkansen dari JR Osaka station hanya dengan mengeluarkan biaya ¥100 atau senilai Rp 100,000,-. Dijamin super ekspress, cuma dalam waktu 17 menit saja kamu akan tiba di Kyoto station. Tapi kalau mau lebih hemat, bisa juga naik kereta biasa, cukup bayar ¥500 atau sekitar Rp 50,000,- dan kamu akan tiba di Kyoto dalam waktu 50 menit.
Well let's see, where did my journey begin.
DAY 1
1. Nishiki Market
Kami tiba di kyoto pukul 10 pagi dan langsung menuju hotel di wilayah Karawamachi (down town). Setelah meninggalkan koper di hotel, kami langsung bergegas mencari sarapan di pusat jajanan terbesar di Kyoto, yaitu di Nishiki Market. Letaknya hanya 5 menit berjalan kaki dari hotel tempat kami menginap.
Ada beragam makanan yang bisa dicicipi disini, dari sekedar makanan ringan hingga makanan berat. Harganya pun cukup terjangkau. Pagi itu Udon lengkap dengan hot sticky rice dan tofu seharga ¥100 atau sekitar Rp 100,000,- menjadi pilihan utama kami sebelum penjelajahan ini dimulai.






To get you here:
Stop di Karawamachi subway station, exit G.
Sekitar 5 menit jalan kaki dari stasiun.
2. Fushimi Inari
A must have visited places for first timer traveler in Kyoto. Kuil yang satu ini identik dikenal dengan 1000 tori atau 1000 gerbang yang berwarna merah. Main stream? iya banget. But worth every penny to visit it.






Awalnya kami berniat untuk menyewa kimono untuk dipakai berkeliling kyoto, tapi biaya sewa kimono di Kyoto agak mahal, sekitar 400-500 ribu rupiah. Dengan harga yang sama, kita bisa membeli kimono bekas berbahan sutra, jadi daripada sekedar menyewa lebih baik sekaligus membeli dan membawa pulang kimono sebagai kenang-kenangan dari Jepang. I strongly suggested not to buy the secondhand kimono inside temple area. Its a bit pricy. I'll show you later on where to buy it. Jadi wajib baca postingan ini sampai kelar ya ehehehe....
To get you here:
Stop di Fushimi Inari station.
Sekitar 10 menit berjalan kaki dari stasiun.
Free admission
3. Gion Shinbashi
Setelah 1 jam 30 menit berkeliling di Fushimi Inari, waktu sudah menunjukkan pukul 15:00. Awalnya dari Fushimi Inari perjalanan akan dilanjutkan dengan mengeksplor Kuil Kiyomizu-dera dan dilanjutkan ke Gion Shinbashi. Tapi rencana tinggal rencana, terpaksa dibatalkan karena 2 alasan:
1. Setiap kuil tutup jam 17:00. Kalaupun dipaksain tetep ke Kyomizu-dera, setidaknya kami baru akan tiba di lokasi pukul 16:00 sore. Sehingga waktu berkeliling pun sangat terbatas.
2. Karena pengen banget ketemu geisha, sebaiknya kami harus tiba di area Gion pada pukul 16:30, karena hanya pada waktu-waktu tersebut para geisha akan bermunculan untuk berangkat bekerja.
Akhirnya dengan berat hati kami memutuskan untuk langsung berangkat menuju Gion Shinbashi.
Kawasan Gion menggambarkan sisi tradisional kota kyoto yang masih terjaga dengan apik, meskipun terletak tepat di pusat kota dan dikelilingi oleh gedung-gedung modern pertokoan di sekelilingnya. Seolah ingin membaur dengan tempatnya yang klasik, banyak turis yang mengunjungi kawasan Gion ini berdadan layaknya seorang geisha. Karena pusat jalanan dipenuhi dengan para turis, males juga berlama-lama di pusat keramaian Gion. Kami berdua memilih untuk melintasi gang-gang yang sepi.



Saat menjelajah gang-gang kecil di Gion, sore itu kami banyak berpapasan dengan wanita-wanita setengah baya yang menggunakan kimono. Saya memperhatikan mereka seperti tengah bergegas menuju suatu tempat. Entah kemana? Iseng-iseng, kami pun membuntuti mereka.

Semua wanita ini ternyata menuju sebuah rumah besar dan tepat di depan rumah tersebut terlihat banyak orang yang tengah menunggu. Sebagian besar membawa kamera profesional, kalau saya lihat mereka adalah jurnalis ataupun fotografer profesional. So i began to ask my self: "ada apa ya? Siapa yang mereka tunggu disana?"
Tepat pukul 17:00, pertanyaan saya terjawab. Satu demi satu wanita-wanita setengah baya bermunculan, disusul oleh para geisha ataupun maiko dibelakangnya. Sontak jepretan cahaya lampu kamera pun bermunculan. Wow ternyata rumah besar di pusat Gion ini adalah sarang dari tempat Geisha dan Maiko berkumpul.




Another bucket list checked. Akhirnya kesampaian juga keinginan bertemu dengan para geisha ataupun maiko asli saat berada di Jepang. Oh ya ada aturan main di Gion. Saat bertemu dengan para geisha ataupun maiko, para wisatawan diperbolehkan untuk memfoto mereka dari jauh tapi para wisatawan diharapkan untuk tidak menghentikan atau menghambat perjalanan mereka menuju tempat mereka bekerja. Penjagaan disekitar wilayah Gion, saat para geisha ini keluar juga terbilang cukup ketat. Para polisi siap berjaga disekitar Gion dan membuka jalan mereka agar terbebas dari kepungan wisatawan.
To get you here:
Stop di Gion station.
Sekitar 5 menit berjalan kaki dari stasiun.
3. Karawamachi
Pukul 18:00, hari mulai gelap. Perjalanan di Gion pun diakhiri, kami memutuskan untuk menikmati malam di sekitar daerah Karawamachi sambil berjalan menuju pulang ke arah hotel. Saat di perjalanan, ada orang yang mendengar kami berbincang-bincang menggunakan bahasa Indonesia, ia pun menyapa kami. Namanya Yuka, ia adalah seorang pelajar dari Indonesia. Senang rasanya bisa bertemu dengan warga Indonesia saat berada ribuan kilometer jauhnya dari Indonesia.

Berbekal info singkat dari Yuka, kami mengetahui tempat untuk membeli kimono bekas di wilayah Karawamachi. Kimono bekas berbahan sutra dapat diperoleh dengan harga berkisar ¥500 atau sekitar Rp 500,00,-, seperempat dari harga kimono baru. Letak toko kimono tersebut juga tidak sulit untuk ditemukan, letaknya persis bersebelahan dengan kios Kyoto Tourist information centre. Selain membeli kimono bekas, Yuka juga menyarankan agar kami singgah ke GU store, sebuah clothing brand khas Jepang dengan harga yang sangat terjangkau. Bahkan jauh lebih murah dari harga yang ditawarkan Uniqlo.



DAY 2
1. Iwatayama Monkey Park
Hari masih pagi, tapi kami sudah bersiap untuk sekali lagi mengeksplor kota Kyoto. Kali ini tepat pukul 09:00 pagi kami sudah berada di halte bus terdekat (persis di depan Sogo Karawamachi) menunggu bus yang akan membawa kami ke wilayah Arashiyama. Perjalanan menuju Arashiyama cukup jauh, kurang lebih menempuh waktu 1 jam lamanya. Dan tepat pukul 10:00, kami tiba disana.



Tujuan utama kami ke wilayah Arashiyama ini adalah untuk singgah ke hutan bambunya yang sangat terkenal. Tapi karena wilayah ini banyak sekali menawarkan pemandangan alam yang cantik, instead of going straight to the main destination, we prefer to enjoy beautiful scenery at neighborhood area. Dan kami pun menemukan rute menuju Iwayatama Monkey Park, yang terletak diatas bukit. Tidak hanya sekedar untuk bermain dengan monyet-monyet, tapi kita juga bisa menikmati keindahan kota Kyoto dari puncak hanya dengan merogoh kocek sebesar ¥500 atau sekitar Rp 50,000,-








To get you here:
Naik bus no 12 dari depan halte Sogo Karawamachi.
Stop di Arashimaya bus stop. Biasanya bus akan kosong dikawasan ini, karena semua turis turun disini. Sekitar 20 menit berjalan kaki untuk tiba di puncak.
2. Arashiyama Bamboo Forest
Well here is the main destination, Arashiyama Bamboo Park. Sebenernya hanya area kebun bambu biasa saja, di Indonesia juga banyak. Bedanya disini diatur dengan apik, jadi orang-orang semangat berburu foto disini. Yang awalnya excited banget pengen ke sini, berubah jadi biasa aja karena lokasi ini sangat ramai pengunjung. Tapi karena udah di sini juga, kegiatan foto-foto tetap ga boleh dilewatkan.






Kurang lebihnya itu kisah perjalanan saya di Kyoto. Selama 2 hari di Kyoto biaya yang dikeluarkan sedikitnya Rp 1,690,000,- dengan rincian sebagai berikut:
1. Kereta Osaka-Kyoto Rp 50,000,-
2. Hotel 2 Malam Rp 700,000,-
3. Transport Rp 50,000,-
4. Tempat wisata Iwayatama Monkey Park Rp 40,000,-
5. Beli Kimono Rp 500,000,-
6. Makan 3 hari Rp 350.000,-
Important Note:
Kalau kalian punya banyak waktu di Kyoto, sebaiknya singgah juga ke Kinkakuji Golden Temple dan juga Kyomizu-dera Temple. Karena jarak antara satu tempat wisata yang satu dan lainnya agak berjauhan, tetap saja ga akan terkejar untuk di datangi kalau hanya punya waktu 2 hari di Kyoto. Perlu diingat kalau sebagian besar tempat wisata seperti kuil di Kyoto tutup jam 5 sore. Sedangkan untuk mengeksplor 1 tempat rasanya 1 jam juga ga akan cukup. So please plan your trip well!
Comments