top of page

Merasakan Suasana Jepang di Tahun 1830-an Hingga Perang Dunia ke II, Coba Datangi Museum-Museum Kere

  • Phu
  • May 19, 2015
  • 4 min read

I love to visit museums!


Kayanya setiap kali menjelajah ke negara lain, pasti selalu ada itinerary saya untuk dateng ke museum. Tapi tétap harus dipilih-pilih juga, karena kan ada biaya masuknya juga. Kalau ga menarik atau ga suka-suka banget, mending uangnya dipake buat makan deh (hehehe...).


During my second visit to Japan, I only visited 5 museums, and I strongly loved 3 of it. Ketiga museum ini ga cuma memperkaya pengetahuan saya dengan sejarah negeri Jepang, tapi cara mereka dalam mempresentasikan cerita demi ceritanya juga sangat menarik dan membuat saya seolah-olah melintasi lorong waktu dan bisa kembali merasa tengah berada di jaman historikal tersebut.


Its not only what I see, but what they made me feel the most which makes this museums are worth visiting.

1. Osaka House of Living Museum - Osaka, Kansai Area

How to get there : Stop di Tenjinbashisuji 6 Chrome station, exit gate #3. Setelah berada di atas stasiun, kamu akan berada persis di depan sebuah pintu masuk sebuah gedung (sorry ga tau nama gedungnya apa, karena ga bisa bahasa jepang). Masuk ke gedung itu, museumnya ada di lantai 8

Ticket's admission : Free with Osaka Day Pass atau sekitar ¥600 (+/- IDR 60.000,-)

Time of exploration : 2 jam


Didalam indoor museum ini kamu bisa melihan bangunan-bangunan tempat tinggal, pertokoan hingga kebiasaan masyarakat Jepang pada Edo Era atau sekitat tahun 1830an. Yang bikin nyaman dateng ke museum ini, banyak spot foto yang instagrammable dan pengunjungnya pun ga terlalu padat disini.

Pengalaman menjelajah di museum ini pun semakin menyenangkan karena pengunjung bisa menggunakan kimono dengan harga sewa yang sangat murah, hanya sekitar Rp 20,000,- saja untuk penggunaan selama 30 menit.

Selain itu setiap 10-15 menit, suasana indoor museum ini berganti secara terus menerus, dari suasana pagi, siang, hingga malam hari yang penuh dengan fireworks.

Setelah puas berkeliling dan mengambil foto di berbagai sudut, pengunjung juga bisa melihat lebih dekat miniatur kota Osaka dari masa ke masa.

2. Hida Folk Village - Takayama, Gifu Area


How to get there: Dari stasiun JR Takayama, menggunakan sarubobo bus ataupun sewa sepeda. Rental sepeda ada di dekat pintu keluar stasiun. Biaya sewanya hanya ¥1200 atau senilai Rp 120,000,- untuk penggunaan 1 hari. Butuh sedikitnya 20 menit untuk bersepeda dari stasiun menuju musium ini.

Ticket admission: ¥700 atau senilai Rp 70,000

Time of exploration: 2 jam

Sekali lagi, suasana di museum ini juga ga kalah sukses mengajak para pengunjungnya untuk merasakan perjalanan kembali ke masa lalu, dimana segala kehidupan masih belum tersentuh sisi modernitas. Ga jauh berbeda dengan museum sebelumnya, musium ini pun menggambarkan kehidupan masyarakat Jepang di Edo Period juga. Yang jadi pembedanya musium ini dibangun di atas ruang terbuka di pegunungan sehingga lebih terasa nyata buat para pengunjungnya.


Dan pastinya there's such an endless instagramable kind of view.

So, go grab your camera and snap lots of pictures!

3. Nagasaki Atomic Bomb Museum - Nagasaki, Kyushu Area

How to get there: dari JR Nagasaki station naik tram no 1 atau no 3 menuju Matsuyama Tram Stop. Kamu akan berhenti di sebuah jalan besar, ikuti petunjuk panah menuju musium bom Nagasaki. Jarak dari tram stop ke musium +/- 7-10 menit.

Ticket admission: ¥200 atau sekitar Rp 20,000,-

Time of exploration: 2 jam

It such a famous museum.

Yup! museum ini didirikan untuk mengingatkan kembali akan kenangan pahit perang dunia ke-II saat kota Nagasaki diluluh lantakan oleh serangan bom atom.


Detik demi detik menuju serangan bom diceritakan cukup detil melalui video dan foto, replika bom atom, benda-benda peninggalan perang ataupun instalasi teknologi yang dapat menunjukkan luasnya cakupan bom atom saat itu.


Jarum jam pada jam ini terhenti pada pukul 11:02, dan dianggap sebagai penunjuk waktu kejadian saat bom atom meledak di kota Nagasaki.

Detik-detik mencekam kehancuran kota Nagasaki, yang sukses membuat pengunjung ikut larut dalam merasakan suasana mencekam pada tanggal 9 Agustus 1945.

Titik jatuhnya bom atom tepat di pusat kota Nagasaki.

Ledakan di pusat kota menghancurkan seluruh bangunan hingga ke radius 2,3 km persegi.

Gambaran kehancuran kota Nagasaki yang ditunjukkan di dalam museum.

Ledakan mengerikan tersebut menyisakan kisah pilu penderitaan masyarakat Nagasaki yang berjuang hidup mengalami cacak fisik akibat ledakan dan juga radiasi bom yang berkepanjangan.

Tidak hanya sekedar cacat fisik yang di derita oleh para korban bom, beban mental pun juga dirasakan oleh seorang dokter yang pada saat itu mengabdikan dirinya untuk membantu para korban ledakan bom atom tersebut. Setelah menyaksikan kepedihan dan penderitaan para korban dalam kurun waktu 6 bulan lamanya, sang dokter akhirnya memilih untuk meninggalkan pekerjaannya dan hidup menyendiri di sebuah kuil di Jepang.

Di ujung penjelajahan, para pengunjung pun diajak untuk menambah ilmu mereka mengenai bom atom seperti bagaimana penemuannya, negara-negara yang pernah menjadi korban keganasannya, dan himbauan untuk menyuarakan penghentian projek bom atom yang masih dilakukan oleh negara-negara maju di dunia.

Yeah, I 100% devoted my voice against all kind of atomic bomb project across the globe.

Let's spread love and peace.

Let's make a better world for every human kind in this world.

Important note:

Oh ya, based on my quick research sebagian besar museum di Jepang tutup di hari Selasa. Jadi kalau mau bikin rencana dateng ke museum, pastikan kamu ga salah jadwal ya! So have a great fun at the museum then...

Comments


Recent Posts
Search By Tags
Follow Me
  • Facebook Clean
  • Instagram Clean
  • Twitter Clean
  • Pinterest - White Circle
  • YouTube Clean

© 2023 by DO IT YOURSELF. Proudly created with Wix.com

bottom of page