Nagasaki: Luka Lama yang Tak Jua Sembuh
- Phu
- May 6, 2015
- 4 min read
Day 10 out of 12.
Nagasaki, sebuah kota di kepulauan selatan Jepang ini dikenal dunia karena sejarah yang pernah terukir disana. Kota yang pernah menjadi basis militer dan pusat pelabuhan dan pembangunan kapal-kapal Jepang ini, pernah diluluhlantakan oleh bom atom yang dijatuhkan oleh tentara Sekutu pada masa perang dunia ke II.
Kisah pilu masyarakat Nagasaki yang bertahan dari radiasi bom atom inilah yang menggiring ribuan langkah para wisatawan seperti saya untuk singgah di kota ini. Tidak hanya sekedar untuk menenggok kembali kisah sejarah yang pernah ada, tetapi juga untuk menyadari bahwa perang tidak seharusnya menjadi jawaban atas segala kecongkakan yang ingin dipertontonkan oleh para penguasa dunia.
1. Nagasaki Station
Kunjungan saya di Nagasaki hanyalah sebuah kunjungan singkat hanya untuk 5-6 jam lamanya. Saya berangkat dari kota Fukuoka, tempat saya menginap. Perjalanan dari Fukuoka-Nagasaki menempuh waktu 2 jam dengan menggunakan kereta Shinkanzen.
Dan perjalanan saya di Nagasaki ini, memang tak akan sama seperti perjalanan saya di kota-kota lain di Jepang. Ada rasa sedih yang ikut mengikuti saya dalam perjalanan kali ini, dan semua dimulai tepat dikala kaki ini terhenti di stasiun Nagasaki.



Meskipun termasuk salah kota besar di Jepang, Nagasaki memberikan wajah yang berbeda dari kota-kota besar lainnya di Jepang. Menginjakkan kaki disini seolah menuntun saya kembali menyusuri kota-kota tua di tahun 1950an. Transportasi utama yang bisa digunakan disini adalah tram yang melintas di jalur-jalur utama, tempat berbagai museum dan lokasi wisata lainnya berada.



2. Nagasaki Atomic Bomb Museum
Setiap wisatawan yang berkunjung ke Nagasaki, pastinya tidak ingin melewatkan kesempatannya untuk berkunjung ke Museum Bom atom dikota ini. Dari pusat kota, hanya memakan waktu 10 menit perjalanan menggunakan tram, dan 5 menit berjalan kaki dari stasiun pemberhentian ke museum.


Berbekal tiket masuk seharga 22 ribu rupiah, para pengunjung seolah diajak untuk menyaksikan detik-detik mencekam saat bom atom meluluhlantakkan kota berpenghuni 240,000 jiwa ini.

09 Agustus 1945 Pukul 11:02, jarum jam ini terhenti tepat pada detik kejadian saat bom atom dijatuhkan di kota Nagasaki.







Nagasaki sesaat sebelum dihancurkan oleh bom.

Titik jatuhnya bom atom di pusat kota Nagasaki.

Bom atom meledak 500 meter diatas Nagasaki, dan menyebabkan kehancuran hingga 2,3 km persegi di pusat kota Nagasaki.

Ledakan bom atom yang mencekam juga meninggalkan kisah sedih yang mendalam masyarakat Nagasaki yang menderita cacat fisik akibat ledakan ataupun radiasi dari bom atom tersebut selama puluhan tahun lamanya.


Bahkan seorang dokter muda yang mengabdikan dirinya untuk membantu para korban bom atom Nagasaki selama 6 bulan penuh, selepas masa tugasnya memutuskan untuk hidup menyendiri di dalam sebuah kuil. Melihat secara langsung kesakitan para korban bom atom ini telah menyisakan beban mental tersendiri untuk dokter tersebut.

Museum ini juga dilengkapi dengan sejarah bom atom ditemukan dan negara-negara yang pernah ikut menjadi korban dari amukannya.


Well, having a chance to see the hurtful impact of atomic bomb, i certaintly vote my voice againts the existence of atomic bomb.

To get you here:
Naik tram line 1 atau 3, turun di Urakami station.
Lalu menyebrang jalan, dan ikuti tanda panah menuju Atomic Bomb Museum
3. Atomic Bomb Hypocenter & Peace Statue
Di pintu keluar museum, kamu akan menemukan sebuah jalan menuju ke arah taman yang asri. Berjalanlah melintasi taman tersebut hingga menemukan petunjuk arah untuk menuju ke lokasi pusat jatuhnya bom atom di kota Nagasaki ini.




100m dari museum atau sekitar 5 menit berjalan kaki, saya pun tiba di atom bom hypocenter, atau titik pusat jatuhnya bom atom.


Sedangkan tidak jauh dari situ, sekitar 500m atau 10 menit berjalan kaki kamu akan menemukan sebuah taman dengan air mancur dan juga sebuah patung yang dikenal dengan peace statue. Patung ini diberikan oleh Amerika Serikat setelah PD II berakhir, sebagai bentuk permintaan maaf yang mendalam atas puluhan ribu korban jiwa dari ledakan bom atom tersebut.

4. Urakami Church
Dari patung perdamaian, saya pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju kawasan lain di kota Nagasaki. Saya berjalan kaki mengikuti para wisatawan asing lainnya yang tampak menuju sebuah gereja (berwarna merah di foto dibawah) yang dikenal dengan sebutan gereja Urakami.

Gereja Urakami ini ikut hancur tak bersisa kala bom atom meledak di kota Nagasaki. Karena Nagasaki adalah kota terbesar untuk pemeluk agama Kristen di Jepang, salah satu gereja tertua yang juga terbesar di kota ini pun kembali dibangun untuk para pemeluk agamanya.

5. Dejima Museum
Setelah singgah sejenak ke gereja Urakami, saya melanjutkan perjalanan menggunakan tram menuju stasiun Dejima. Sesampainya saya di stasiun Dejima, saya melanjutkan berjalan kaki selama 10 menit untuk menuju Dejima Museum.




Biaya masuk ke museum Dejima ini sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya masuk menuju museum bom atom. Biayanya adalah ¥500 atau sekitar Rp 50,000. Disini para pengunjung bisa melihat lebih dekat suasana kota pelabuhan Nagasaki, yang pernah menjadi basis miiter dan juga pusat pembangunan industri perkapalan seantero Jepang.







To get you here:
Naik Tram line no 1, turun di Dejima Station (hanya 3 stops dari Nagasaki station.
Setelah turun menyebrang jalan, dan mengikuti petunjuk untuk ke Dejima Museum.
Masih banyak tempat wisata di Nagasaki yang belum bisa didatangi dalam kunjungan kali ini. Selama 6 jam di Nagasaki, saya mengeluarkan uang sebesar Rp 370,000,- dengan rincian sebagai berikut:
- Atomic Bom Museum ticket Rp 20,000,-
- Dejima Museum ticket Rp 50,000,-
- Souvenir Snowglobe Nagasaki Rp 100,000,-
- Bento untuk makan pagi & makan siang Rp 200,000,-
- Shinkansen ticker covered by Japan Rail pass
- 3x nail tram juga discovered oleh suica card
Well hope to see you again soon Nagasaki. I'll be back for sure!
Comments